Pada tahun 1991, bahasa pemrograman Java pertama kali dikembangkan lewat sebuah proyek bernama “The Green Project” yang dibentuk oleh Sun Microsystems.
Beranggotakan James Gosling, Patrick Naughton, dan Mike Sheridan, proyek ini memiliki tujuan untuk menciptakan bahasa pemrograman baru yang lebih andal dari C dan C++.
Setelah proyek berjalan selama 18 bulan, James Gosling, sang developer, akhirnya berhasil mengembangkan bahasa pemrograman baru yang diberi nama Oak.
Sayangnya, nama tersebut telah terdaftar sebagai merek dagang dari perusahaan Oak Technology.
Akhirnya, sekitar tahun 1995, Sun Microsystem kemudian resmi mengubah nama Oak menjadi Java yang kabarnya terinspirasi dari java coffee/kopi Jawa. Itu sebabnya, logo bahasa pemrograman Java bergambar secangkir kopi
Java atau Jawa, adalah pulau terpadat di indonesia. Namun kalo anda googling java, hasil yang keluar di halaman 1 bukanlah tentang pulau, bukan pula tentang suku atau budaya Jawa, melainkan tentang bahasa pemrograman dan platform teknologi yang dimiliki perusahaan Oracle. Kenapa teknologi ini kok dinamai Java, adakah hubungannya dengan Indonesia?
Mari kita ngobrolin hubungan agak ruwet diantara semuanya ini. Mulai dari istilah Java, logo nya yang berupa kopi, hingga cerita JavaScript dan hanacaraka.
Di dunia teknologi informasi dan komputer, memang nama Java sangat populer. Dan ternyata teknologi ini ga ada hubungan langsung dengan pulau Java. Pencipta java bukan orang indonesia dan bukan orang jawa. Beliau adalah James Gosling, orang Kanada. Java lahir di perusahaan Sun Microsystem, tempat dimana dulu James Gosling dan timnya bekerja. Konon awalnya bahasa ini dinamai Oak berdasarkan pohon oak yang ada di luar kantor mereka. Namun sayangnya mereka ga bisa lanjut pake nama Oak, karena udah jadi merk dagang perusahaan lain yaitu Oak Technologies.
Jadinya tim developer proyek ini berembug merundingkan nama baru. Ada berbagai nama yang diusulkan, diantaranya: DNA, Silk, Ruby, dan… Java. Siapa pencetus ide nama Java? Kalo dicek dari berbagai artikel, hal ini tidak terlalu jelas, dan ada banyak versi cerita. Namun di amerika sana, java adalah sebutan lain dari kopi.
Udah lazim para software engineer mengkonsumsi kopi, dan ada banyak sebutan atau bahasa slang dari kopi, misalnya Joe, dirt, mud, brew, dll. Selain nickname dari kopi, Java juga punya arti lebih spesifik sebagai salah satu tipe kopi, yaitu java coffee. kopi yang dibudidayakan di indonesia.
Dari berbagai kandidat nama, hasilnya nama Java yang terpilih. Mereka mengusulkan ke nama itu ke lawyer, approved. Dan selanjutnya adalah sejarah. Java sendiri selain singkat, unik mudah diingat dan juga keren!
Ok jadi Java yang programming itu disini, asosiasinya bukan pulau jawa, melainkan kopi. Bahkan logonya pun juga secangkir kopi.

Kenapa Java = Kopi?
Gimana ceritanya disana istilah java diasosiasikan dengan kopi?
Ternyata Ini berakar dari sejarah pahit di masa kolonial tahun 1700-1800an. VOC alias kompeni belanda merupakan pelopor pengimpor kopi dalam skala besar. VOC membudidayakan kopi di Jawa hingga pulau ini jadi salah satu sumber penghasil kopi terbesar, yang kemudian kopinya jadi sangat populer di Eropa, kopi Java.
Saat ini pun, Indonesia masih menjadi negara penghasil kopi yang besar, ada di peringkat 4 dunia.
Istilah-istilah dalam dunia Java
Balik ke Bahasa pemrograman, Karena namanya Java, maka selanjutnya bisa ditebak bermunculanlah istilah-istilah di ekosistem teknologi java yang berhubungan dengan Kopi, misalnya ada Java Beans, VisualCafe, dan Caffeine. Konon markas java di kantor Sun Microsystem, juga memiliki ruang-ruang meeting yang dinamai berhubungan dengan kopi. Disitu ada ruang meeting bernama Jakarta, hingga diadopsi jadi nama Jakarta Project, yang dahulu menaungi berbagai proyek-proyek open source dalam platform java. Nah ibukota kita jadi kebawa-bawa deh.
JavaScript
Ini bahasa pemrograman lagi, yang super populer karena merupakan bahasa pemrograman standar yang dipakai pada web browser.
Walaupun nama JavaScript mengandung kata “Java”, sebenarnya secara teknologi bahasa ini ga ada kaitannya dengan bahasa pemrograman Java.
Makin bikin bingung ya. Tapi bisa diruntut dari sejarahnya.
JavaScript diciptakan di perusahaan Netscape oleh pegawainya yang bernama Brendan Eich. Bahasa ini dirancang sebagai bahasa scripting yang berjalan pada browser Netscape. Ketika awal dikembangkan, bahasa ini bernama Mocha, lalu berganti jadi Livescript. Hingga akhirnya dinamai JavaScript.
Kenapa JavaScript mengandung kata “java”, kalo ga berhubungan dengan Java?
Ketika itu, Internet dan World Wide Web sedang tumbuh serta makin booming, dan Netscape adalah browser yang ngehype banget. Di saat yang bersamaan, Java adalah term atau jargon yang juga ngetren dan menjual banget pada industri TI. Java juga bisa jalan di web browser, melalui teknologi yang bernama java applet, dan Sun Microsystem sebagai vendor Java lagi getol-getolnya mempromosikan teknologi ini.
Memanfaatkan momentum yang bagus, kedua perusahaan ini membuat kesepakatan dan menamakan bahasa scripting browser baru milik Netscape sebagai JavaScript.
JavaScript diposisikan sebagai bahasa scripting penunjang Java dan Netscape berusaha memirip2kan sintaksnya dengan Java.
JavaScript dipake untuk programming interaksi pada halaman web namun kebanyakan sebatas hal-hal yang sederhana aja, misalnya untuk validasi form, nampilin tanggal, jam, animasi kursor mouse, dll. Sedangkan Java applet lebih canggih, semacam aplikasi yang dijalankan di web page, misalnya games.
Baca Selanjutnya: Pengertian JAVA..